Jakarta: Selain mengundang investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, kunjungan kerja Presiden ke Hongkong juga untuk meningkatkan kerja sama bidang hukum. Hongkong selama ini sangat kooperatif mengembalikan aset-aset negara yang dibawa lari koruptor Indonesia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (22/3) siang, sesaat sebelum lepas landas menuju Beijing, Hongkong, dan
Seoul di Korea Selatan.
“Seperti saudara ketahui, kerja sama di bidang penegakan hukum antara Indonesia dan Hongkong berlangsung dengan sangat baik. Hongkong sangat kooperatif, baik dalam mengembalikan aset-aset Indonesia yang dibawa keluar negeri –dalam bentuk lain juga mutual legal assistance– atau apapun yang diperlukan,” Presiden menjelaskan. Hal ini sangat menggembirakan karena kerja sama dengan negara-negara lain dalam pengembalian aset sering tidak mudah. Selain itu, Presiden SBY juga akan bertemu dengan pemimpin paguyuban TKI di Hongkong.
Kunjungan ke Hongkong dilakukan setelah dari Beijing, Republik Rakyat Tiongkok. Kunjungan ke Beijing ini untuk memenuhi undangan Presiden Hu Jintao dan PM Wen Jiabao setahun lalu. Dengan kedua pemimpin tersebut, Presiden SBY akan membahas peningkatan kerja sama bilateral. Menurut SBY, setelah Indonesia dan RRT mendeklarasikan kemitraan strategis, kerja sama di berbagai bidang meningkat, utamanya kerja sama ekonomi.
Adapun kunjungan ke Seoul, Korsel, untuk menghadiri KTT Keamanan Nuklir yang akan dihadiri 59 negara. Indonesia merupakan negara yang diharapkan datang, khususnya karena peran Indonesia sebagai ketua KTT ASEAN dan KTT Asia Timur tahun lalu. “Salah satu yang menjadi topik penting dalam East Asia Summit di Bali adalah perlunya upaya global untuk mencegah pengembangbiakkan senjata nuklir serta sekaligus pelucutan senjata nuklir yang ada,” kata Presiden SBY.
Selain menghadiri KTT Keamanan Nuklir, Presiden SBY juga akan bertemu Presiden Korsel Lee Myung-bak. Indonesia satu-satunya peserta KTT Nuklir yang diharapkan melakukan kunjungan kenegaraan tersebut. “Akan kita gunakan secara maksimal untuk menemukan agenda-agenda baru, peluang-peluang baru, bagi kerja sama Indonesia dengan Korea,” Presiden SBY menambahkan.
Dalam keterangan pers ini, Presiden SBY didampingi Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksno, Menlu Marty Natalegawa, dan Menteri Perdagangan Gita Wiryawan. Dua menteri terakhir menyertai Presiden dalam kunjungan ke RRT dan Korsel. (arc)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar