Jakarta: Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengeluarkan pernyataan yang mengingatkan kita pada sikap dan ketegasan mantan PM Tiongkok Zhu Rongji.
Zhu Rongji, ketika dilantik jadi PM Tiongkok pada 1998, menyatakan, “Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim
untuk para koruptor, satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan hal itu.”
untuk para koruptor, satu buat saya sendiri jika saya pun melakukan hal itu.”
Kini, lewat twitternya, (9 Maret 2012 malam) Anas Urbaningrum mengatakan,” Kalau saya korupsi (di proyek)
Wisma Atlet dan Hambalang, satu rupiah pun, saya bersedia ditembak mati atau digantung di Monas. Bagaimana dengan yang bikin fitnah?”
Sebelumnya, usai menyampaikan konferensi pers mengenai sikap Partai Demokrat dalam rencana kenaikan BBM di Kantor Pusat Partai Demokrat (9 Maret 2012 sore), Anas memang sudah menegaskan kepada pers, ia bahkan rela menyerahkan jiwanya jika terlibat dalam kasus yang menjerat M Nazaruddin. Anas memang tidak mempunyai status hukum apa-apa terkait kasus itu sehingga tidak ada relevansi mengaitkannya dengan kasus tersebut.
Menurut Anas, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun sebetulnya tak perlu repot-repot mengurus soal Hambalang karena kasus itu berasal dari ocehan dan karangan yang tidak jelas.
Usai mengatakan hal itu kepada pers, Anas Urbaningrum menegaskan sikapnya lewat situs jejaring sosial Twitter.
Awalnya Anas mengatakan, lama-lama ia merasa agak capek juga ditanya dan disudutkan terus dengan urusan yang ia tidak tahu-menahu dan tidak terlibat, yakni kasus Wisma Atlet dan Hambalang.
“Saya ingin tegaskan bahwa saya tidak tahu urusan, apalagi terlibat urusan tuduhan korupsi (proyek) Wisma Atlit dan Hambalang. Itu fitnah dan rekayasa,” kata Anas lewat tulisannya.
Usai menyampaikan ketegasan “siap korbankan jiwa” jika korupsi, Anas menanyakan sikap para pemitnahnya. Apakah mereka juga bersedia merelakan jiwa untuk tuduhan mereka jika nanti tidak terbukti?
“(Lantas) Bagaimana pula dengan yang menyutradarai fitnah? Bagaimana pula yang berternak fitnah dan menjadi corong fitnah? Apakah mereka mau dijadikan pahlawan?” Tanya Anas Urbaningrum.
Anas juga mempertanyakan sikap dan jiwa besar para penjahat BLBI, pengemplang pajak, pengemplang kredit bank, penjual aset-aset negara, dan lainnnya yang menyebabkan kerugian negara hingga ratusan triliun, yang seolah-olah tak terlihat.
Pada akhirnya, Anas mengatakan pada para juru fitnah, sutradara dan para “corong” fitnah yang berusaha merusak karakter Anas, bahwa”berternak fitnah” yang mereka lakukan sesungguhnya hanya menghasilkan kesia-siaan. (didik)
Sumber http://www.demokrat.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar